Cette critique peut contenir des spoilers
Di antara menggunungnya drama historical ala-ala kerajaan berbalutkan kisah romantis. Maka drama yang satu ini seperti angin sejuk di tengah musim kemarau 😅😅. Plotnya berbeda dari tipikal drama yang hanya berfokus pada romantisme ML dan FL.
Tata busana dan makeupnya juga WOW. Tenunan pada baju yang dipakai, hiasan dan gelung rambutnya. Mata kita juga dimanjakan oleh tampilan arsitektur kota, termasuk perabotan dan bahkan kanalnya, belum lagi alat tenunan sutra Kesi, proses menenunnya benar-benar dibuat dengan sangat bagus dan sungguh hati. Aktingnya? Jangan diragukan lagi. Layak tonton.
Wanita ketika itu dipaksa untuk menggantungkan hidup dan nyawanya pada pria. No school, can't read and write, nothing but looking for husband when they considered old enough. Bahkan jadi istri kedua pun tak apa. Ketika istri pertama tak suka, maka jangan mengeluh bila kau dijual ke tempat pelacuran.
Dijualbelikan ke 'brothel' atau keluarga kaya untuk menutup hutang keluarga atau dipukuli suami itu hal yg dianggap wajar ketika itu.
Padahal, banyak wanita yang sebenarnya sekuat pria bahkan lebih kuat dari pria ketika dihadapkan pada kondisi yang menekan hidup mereka.
Shen Cuixi salah satunya. Menantu keluarga Ren , keluarga ternama , keluarga pengusaha industri tenun. Para pria dalam cerita ini seperti Ren Xue tang contohnya sungguh sangat 'tak berdaya' dan loyo. Belum lagi dia malah melarikan diri dari masalah yg dibuatnya sendiri. Dibiarkannya istri pertama dan keduanya menyelesaikan masalah keluarganya. Adiknya Ren Ru Feng untungnya masih bisa bertobat dan berubah menjadi selayaknya pria keluarga Ren.
Beberapa pria dalam cerita ini memang hanya menjadi parasit keluarga. Termasuk di episode 30-an, seorang pria dengan tongkat kayu yang tak bisa berjalan tapi masih bisa menjual anak gadisnya dan memukuli istrinya. Jangan lupakan Ding Rong yang mengandalkan istrinya yang sedang hamil anak ketiganya untuk meminta ampun pada Tainainai Shen Cuixi. Lalu masih ada Cao Wen Bin si walikota gila harta yang mencelakakan seisi rumahnya..
Shen Cuixi dan Zhen Baoqin memang adalah marvelous women dengan cara mereka sendiri. Kebesaran hati Baoqin untuk mengundang Cuixi bertemu Liang Gong juga layak dipuji. Cuixi sendiri mau membuang ego ketika menerimanya sebagai sahabat sekaligus nyonya kedua di keluarga Ren. Jangan remehkan ketika para wanita bersatu menunjukkan cakarnya. Go girls 😄😄😄
Tata busana dan makeupnya juga WOW. Tenunan pada baju yang dipakai, hiasan dan gelung rambutnya. Mata kita juga dimanjakan oleh tampilan arsitektur kota, termasuk perabotan dan bahkan kanalnya, belum lagi alat tenunan sutra Kesi, proses menenunnya benar-benar dibuat dengan sangat bagus dan sungguh hati. Aktingnya? Jangan diragukan lagi. Layak tonton.
Wanita ketika itu dipaksa untuk menggantungkan hidup dan nyawanya pada pria. No school, can't read and write, nothing but looking for husband when they considered old enough. Bahkan jadi istri kedua pun tak apa. Ketika istri pertama tak suka, maka jangan mengeluh bila kau dijual ke tempat pelacuran.
Dijualbelikan ke 'brothel' atau keluarga kaya untuk menutup hutang keluarga atau dipukuli suami itu hal yg dianggap wajar ketika itu.
Padahal, banyak wanita yang sebenarnya sekuat pria bahkan lebih kuat dari pria ketika dihadapkan pada kondisi yang menekan hidup mereka.
Shen Cuixi salah satunya. Menantu keluarga Ren , keluarga ternama , keluarga pengusaha industri tenun. Para pria dalam cerita ini seperti Ren Xue tang contohnya sungguh sangat 'tak berdaya' dan loyo. Belum lagi dia malah melarikan diri dari masalah yg dibuatnya sendiri. Dibiarkannya istri pertama dan keduanya menyelesaikan masalah keluarganya. Adiknya Ren Ru Feng untungnya masih bisa bertobat dan berubah menjadi selayaknya pria keluarga Ren.
Beberapa pria dalam cerita ini memang hanya menjadi parasit keluarga. Termasuk di episode 30-an, seorang pria dengan tongkat kayu yang tak bisa berjalan tapi masih bisa menjual anak gadisnya dan memukuli istrinya. Jangan lupakan Ding Rong yang mengandalkan istrinya yang sedang hamil anak ketiganya untuk meminta ampun pada Tainainai Shen Cuixi. Lalu masih ada Cao Wen Bin si walikota gila harta yang mencelakakan seisi rumahnya..
Shen Cuixi dan Zhen Baoqin memang adalah marvelous women dengan cara mereka sendiri. Kebesaran hati Baoqin untuk mengundang Cuixi bertemu Liang Gong juga layak dipuji. Cuixi sendiri mau membuang ego ketika menerimanya sebagai sahabat sekaligus nyonya kedua di keluarga Ren. Jangan remehkan ketika para wanita bersatu menunjukkan cakarnya. Go girls 😄😄😄
Cet avis était-il utile?